Asuransi Penyakit Kritis

Bagaimana Asuransi Penyakit Kritis Bekerja dan Apa Saja yang Ditanggung?

Selain menjaga kestabilan finansial, kita juga harus lebih peduli terhadap pentingnya perlindungan terhadap berbagai kondisi kesehatan serius yang ditanggung asuransi penyakit kritis. Penyakit seperti kanker, serangan jantung, dan stroke bisa datang sewaktu-waktu. Hal itu tidak hanya berdampak pada kondisi mental, tetapi juga finansial.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, hingga tahun 2025 tercatat ada 400 ribu kasus baru kanker terdeteksi setiap tahunnya, dengan jumlah angka kematian mencapai 240 ribu kasus. Jika tidak ada upaya pencegahan dan deteksi dini yang kuat, angka tersebut diperkirakan terus bertambah hingga tahun 2025.

Untuk itu, Masyarakat dihimbau mulai meningkatkan kesadaran akan pentingnya proteksi kesehatan sejak dini, tidak hanya dengan menerapkan gaya hidup sehat, tetapi juga melalui perlindungan finansial yang tepat seperti asuransi penyakit kritis. Ingin tahu bagaimana cara kerja dari asuransi penyakit kritis? Berikut penjelasannya.

Apa Itu Asuransi Penyakit Kritis?

Asuransi penyakit kritis adalah jenis asuransi yang memberikan manfaat berupa uang pertanggungan atau Santunan Asuransi ketika tertanggung didiagnosis menderita penyakit kritis yang tercantum dalam polis, seperti kanker, serangan jantung, stroke, gagal ginjal, atau penyakit kritis lainnya.

Pengobatan penyakit serius seperti kanker atau serangan jantung sering kali memerlukan perawatan jangka panjang dengan biaya yang tidak sedikit. Namun dengan memiliki asuransi penyakit kritis, Anda dapat lebih tenang menghadapi risiko kesehatan yang membutuhkan biaya besar.

Selain memberikan perlindungan terhadap penyakit kritis, asuransi ini juga menawarkan manfaat perlindungan jiwa serta santunan pemulihan bagi tertanggung sesuai ketentuan yang tercantum dalam polis.

Kenapa Kita Perlu Memiliki Asuransi Penyakit Kritis?

Kita perlu asuransi penyakit kritis karena biaya pengobatan untuk penyakit kritis seperti kanker, serangan jantung, atau stroke bisa sangat besar dan datang tanpa bisa diprediksi. Tanpa perlindungan kesehatan yang memadai, beban finansial medis yang tinggi bisa mengganggu keuangan pribadi maupun keluarga.

Dengan asuransi penyakit kritis, Anda mendapatkan Santunan Asuransi saat didiagnosis penyakit kritis. Santunan ini bisa digunakan untuk menutupi biaya pengobatan atau kebutuhan sehari-hari selama masa pemulihan, sehingga Anda bisa fokus pada proses penyembuhan tanpa khawatir soal keuangan.

Singkatnya, asuransi ini berperan sebagai “jaring pengaman” finansial yang memberi ketenangan pikiran dan membantu menjaga stabilitas hidup ketika risiko kesehatan serius muncul.

Apa Perbedaan Asuransi Kesehatan dan Asuransi Penyakit Kritis?

Sekilas kedua jenis asuransi ini memiliki manfaat yang sama terhadap kesehatan, yaitu membantu meringankan beban biaya pengobatan. Namun, bila diperhatikan lebih dekat, keduanya memiliki fokus dan mekanisme yang berbeda. Berikut beberapa perbedaan yang perlu diketahui.

  1. Tujuan Perlindungan

    Perbedaan utama antara asuransi kesehatan dan asuransi penyakit kritis terletak pada tujuan perlindungannya. Asuransi kesehatan fokus pada menanggung biaya perawatan medis, seperti rawat inap, operasi, obat-obatan, dan prosedur rumah sakit, sehingga membantu meringankan beban biaya pengobatan sehari-hari atau rutin.

    Sementara itu, asuransi penyakit kritis memberikan uang pertanggungan atau Santunan Asuransi ketika tertanggung didiagnosis penyakit kritis sesuai yang tercantum dalam polis.

  2. Fleksibilitas Dana

    Pada asuransi kesehatan, dana manfaat umumnya digunakan untuk menutup biaya pengobatan sesuai tagihan rumah sakit, sehingga fokusnya adalah menanggung biaya medis langsung.

    Sementara asuransi penyakit kritis memberikan dana santunan tunai yang bisa digunakan secara lebih fleksibel, yang dapat digunakan untuk menjaga kestabilan keuangan keluarga selama masa pemulihan.

  3. Jenis Risiko yang Ditanggung

    Dari segi jenis risiko, asuransi kesehatan menanggung biaya perawatan umum atau spesifik akibat sakit atau kecelakaan, sementara asuransi penyakit kritis menanggung penyakit berat tertentu, seperti kanker, serangan jantung, stroke, gagal ginjal, dan penyakit kritis lainnya yang berdampak signifikan secara finansial.

Baca juga: Asuransi Kesehatan Syariah: Perlindungan Tepat Sampai dengan Usia Senja

Jenis Penyakit yang Ditanggung Asuransi Penyakit Kritis

Jenis penyakit kritis yang biasanya ditanggung oleh asuransi penyakit kritis bervariasi tergantung polis dan perusahaan asuransi, tapi umumnya meliputi penyakit yang berdampak besar secara finansial dan medis. Beberapa yang paling sering tercakup antara lain:

  1. Anemia Aplastik,
  2. Endokarditis Infektif
  3. Ensefalitis
  4. Gangguan Saraf Degeneratif (Severe Creutzfeldt-Jacob Disease)
  5. Hepatitis Autoimun Kronis
  6. Hepatitis dan Kolangitis
  7. Hepatitis yang Disebabkan oleh Pekerjaan
  8. Hilangnya Kemampuan Hidup Mandiri
  9. Human Immunodeficiency Virus (HIV)
  10. Kanker
  11. Kardiomiopati
  12. Kebutaan
  13. Kehilangan Anggota Tubuh (Severance of Limbs)
  14. Kehilangan Fungsi dan Kelumpuhan
  15. Kehilangan Kemampuan Bicara
  16. Kelainan Ginjal
  17. Kelainan Jantung
  18. Kelainan pada Otak
  19. Kelainan pada Telinga dan Sinus Kaverosus
  20. Kelainan Pembuluh Darah Aorta
  21. Kelainan Pembuluh Darah Otak dan Stroke
  22. Kelainan Pembuluh Darah Otak yang membutuhkan pembedahan otak (Cerebral Aneurysm Requiring Brain Surgery)
  23. Koma dan Epilepsi
  24. Luka Bakar
  25. Lupus Eritematosus Sistemik
  26. Meningitis Bakteri
  27. Meningitis Tuberkulosa (Meningeal Tuberculosis)
  28. Muscular Dystrophy
  29. Necrotizing Fasciitis (Jaringan tubuh yang Mati Disebabkan oleh Infeksi Bakteri)
  30. Neuropati Perifer dan Poliomyelitis
  31. Osteoporosis Parah dengan Patah Tulang
  32. Pembedahan Aneurisma Aorta (Dissecting Aortic Aneurysm)
  33. Pembedahan Katup Jantung
  34. Pembedahan pada Pembuluh Darah Koroner Jantung
  35. Pembedahan untuk Skoliosis Idiopatik (Surgery for Idiopathic Scoliosis)
  36. Pembengkakan Pankreas (Pankreatitis) Kambuhan Kronis
  37. Penyakit Addison (Insufisiensi Adrenal Kronis)
  38. Penyakit Alzheimer
  39. Penyakit Autoimun yang menyebabkan kelemahan pada otot (Myasthenia Gravis)
  40. Penyakit Crohn
  41. Penyakit Hati
  42. Penyakit Kaki Gajah (Elephantiasis)
  43. Penyakit Kawasaki (Proteksi akan berhenti pada usia 18)
  44. Penyakit Kista Meduler
  45. Penyakit Motor Neuron
  46. Penyakit pada Paru
  47. Penyakit pada Saraf Tulang Belakang
  48. Penyakit Parkinson
  49. Penyakit Serius Lainnya pada Pembuluh Darah Koroner Jantung
  50. Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut dengan Komplikasi Parah (mengancam jiwa) (Proteksi akan berhenti pada usia 18)
  51. Penyakit Wilson (Proteksi akan berhenti pada usia 18)
  52. Progressive Supranuclear Palsy
  53. Pulmonary Hypertension
  54. Putusnya Akar-Akar Saraf (Plexus Brakhialis)
  55. Rheumatoid Arthritis Parah
  56. Skeleroderma Progresif
  57. Stroke yang membutuhkan pembedahan Endarterektomi karotis (Stroke Requiring Carotid Endarterectomy Surgery)
  58. Terminal Illness
  59. Transplantasi Organ
  60. Trauma Kepala Berat
  61. Ulcerative Colitis

Demikian informasi seputar asuransi penyakit kritis yang bisa dipahami lebih lanjut. Secara garis besar, asuransi penyakit kritis bukan hanya sekadar perlindungan finansial, tetapi juga langkah preventif untuk menjaga ketenangan hidup saat menghadapi kondisi medis serius. 

Karena risiko penyakit kritis bisa datang kapan saja, pastikan masa depan keluarga tetap terlindungi dengan asuransi jiwa Syariah PRUCritical Amanah dari Prudential Syariah. Dapatkan perlindungan menyeluruh atas Kondisi Kritis Tahap Awal, Kondisi Kritis Tahap Akhir, dan Manfaat Bebas Kontribusi. Nikmati juga Manfaat Akhir Kepesertaan hingga 100% Santunan Asuransi yang tersedia khusus pada plan Plus.