seorang lelaki sedang sakit GERD

GERD Kronis Dapat Memicu Kanker: Kenali Gejalanya Sebelum Terlambat

Sejak masa pandemi, perhatian publik terhadap kesehatan lambung dan pencernaan menunjukkan peningkatan signifikan. Di antara berbagai kondisi yang sering dibahas, GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease menjadi salah satu yang menonjol. Meskipun kerap dianggap ringan atau disamakan dengan keluhan mag biasa, GERD sebenarnya memerlukan perhatian serius, terutama jika telah mencapai tahap kronis. GERD yang dibiarkan berlarut-larut ternyata dapat berpotensi meningkatkan risiko terhadap kondisi kesehatan yang lebih berat, termasuk kanker.

Oleh sebab itu, memahami gejala GERD dan cara penanganannya merupakan hal yang sangat fundamental. Artikel ini akan mengupas tuntas GERD kronis, mulai dari gejala yang kerap terabaikan, hubungannya dengan risiko kanker esofagus, hingga panduan pencegahan yang bisa Anda terapkan segera.

Apa Itu GERD Kronis dan Mengapa Berbahaya?

GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) terjadi saat asam lambung, atau ketika sebagian makanan yang belum dicerna, naik kembali dari lambung ke kerongkongan (esofagus). Kerongkongan adalah saluran yang menghubungkan mulut ke lambung. Kondisi Ini berbeda dengan sakit mag biasa yang umumnya hanya melibatkan gangguan pada lambung .

Meski refluks asam lambung yang sesekali terjadi adalah merupakan kejadian wajar, tetapi dapat menjadi tidak wajar apabila refluks asam lambung tersebut berlangsung secara kronis atau berulang. Biasanya, GERD digolongkan kronis apabila gejalanya timbul lebih dari setidaknya dua kali dalam seminggu, atau berlangsung konsisten selama beberapa bulan hingga tahunan.

Penyebab utama GERD adalah melemahnya otot berbentuk cincin di ujung kerongkongan bawah, yang disebut Lower Esophageal Sphincter (LES). Ketika LES melemah atau tidak berfungsi optimal, asam lambung berpotensi mudah naik dan menyebabkan iritasi pada lapisan kerongkongan.

Apa yang membuat GERD kronis membahayakan? Kerongkongan yang terus-menerus terpapar asam lambung dapat mengakibatkan:

  • Esofagitis: Peradangan pada lapisan kerongkongan.

  • Ulkus Esofagus: Luka atau borok pada kerongkongan akibat erosi asam.

  • Striktura Esofagus: Penyempitan kerongkongan akibat jaringan parut dari peradangan kronis, menyebabkan kesulitan menelan.

  • Barrett's Esophagus: Ini adalah kondisi yang paling mengkhawatirkan dan akan kita bahas lebih lanjut, di mana terjadi perubahan sel normal pada lapisan kerongkongan yang dapat menjadi sel kanker.

Paparan asam lambung yang terus-menerus pada kerongkongan dapat memicu timbulnya kondisi yang disebut Barrett's Esophagus. Iritasi yang terjadi terus-menerus inilah yang menempatkan GERD kronis sebagai kondisi serius dan membutuhkan perhatian khusus.

 

Gejala GERD yang Sering Dianggap Sepele

Salah satu alasan mengapa GERD seringkali terlambat didiagnosis adalah karena gejalanya sering dianggap sepele atau disalahartikan sebagai masalah kesehatan lain. Oleh karena itu, mengenali ciri-ciri GERD ini sangat krusial untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke tenaga kesehatan profesional agar GERD tidak terlambat didiagnosis

Gejala Utama GERD:

  • Heartburn: gejala yang paling umum terjadi, berupa sensasi panas atau terbakar di dada yang menjalar ke tenggorokan. Keluhan ini dapat memburuk usai makan dalam porsi besar, saat membungkukkan badan, atau ketika posisi berbaring.

  • Regurgitasi: Sensasi asam atau pahit di mulut, atau bahkan makanan yang baru dikonsumsi kembali ke tenggorokan.

  • Sakit tenggorokan kronis: Terutama di pagi hari, tanpa disertai gejala flu.

  • Suara serak atau laringitis: Suara berubah atau sulit keluar, terutama saat bangun tidur, akibat iritasi pita suara oleh asam lambung.

  • Batuk kronis: Batuk kering yang berlangsung lama dan tidak berangsur membaik, sering memburuk di malam hari atau setelah makan.

  • Kesulitan menelan (disfagia) atau nyeri saat menelan (odinofagia): Terjadi karena peradangan atau penyempitan kerongkongan.

  • Bau mulut: Asam lambung yang naik bisa menyebabkan bau tak sedap yang keluar dari mulut.

  • Erosi gigi: Asam lambung yang naik ke mulut dapat mengikis lapisan terluar gigi, terutama pada gigi belakang.

Risiko Kanker Esofagus dari GERD Kronis

Bagi individu yang mengidap GERD kronis, penting sekali untuk memahami keterkaitan antara kondisi GERD yang tidak tertangani dengan potensi peningkatan risiko kanker kerongkongan.

Iritasi kronis yang disebabkan oleh paparan asam lambung berkepanjangan pada esofagus bisa memicu perkembangan kondisi yang dikenal Barrett's Esophagus. Dalam kondisi Barrett's Esophagus, terjadi perubahan sel pada lapisan bawah kerongkongan. Perubahan yang terjadi pada esofagus akibat kondisi ini menyebabkan sel-selnya bermetamorfosis, sehingga tampak serupa dengan sel-sel yang lazim dijumpai di usus halus. Barrett's Esophagus dikategorikan sebagai kondisi prakanker. Ini berarti, bahwa meskipun sel kerongkongan belum menjadi kanker sepenuhnya, kondisi tersebut berpotensi besar untuk berevolusi menjadi kanker di kemudian hari.

Barrett's Esophagus adalah predisposisi penting terhadap adenokarsinoma esofagus. Jenis kanker esofagus ini menunjukkan peningkatan insidensi dan banyak ditemukan di negara-negara Barat. Barrett's Esophagus adalah predisposisi penting terhadap adenokarsinoma esofagus. Jenis kanker esofagus ini menunjukkan peningkatan insidensi dan banyak ditemukan di negara-negara Barat. Data menunjukkan bahwa pengidap Barrett's Esophagus berisiko 30 hingga 125 kali lebih tinggi terkena kanker esofagus dibandingkan populasi umum [Sumber: ResearchGate, Clinical Review (Maret 2023)].

Namun, penting untuk dicatat bahwa risiko absolutnya tetap rendah, yaitu sekitar 0,12% per tahun atau kurang dari 1% dalam 10 tahun [Sumber: BCBSTX Medical Policies, Endoscopic Radiofrequency Ablation or Cryoablation for Barrett Esophagus, Januari 2025]. Perlu diingat, tidak semua individu dengan GERD kronis akan mengalami Barrett's Esophagus, dan tidak semua kasus Barrett's Esophagus akan berubah menjadi kanker ganas.

 Selain GERD kronis dan Barrett's Esophagus, terdapat beberapa faktor risiko lain juga dapat berkontribusi pada peningkatan angka kejadian  kanker esofagus, di antaranya:

  • Obesitas: Kelebihan berat badan dimana terjadi penekanan pada perut yang menyebabkan terdorongnya asam lambung ke kerongkongan.

  • Merokok: Kandungan kimia rokok dapat melemahkan LES dan merusak sel-sel kerongkongan.

  • Konsumsi alkohol berlebih: Iritasi langsung yang disebabkan oleh konsumsi alkohol pada kerongkongan.

  • Riwayat keluarga kanker esofagus.

Untuk mendeteksi Barrett's Esophagus atau perubahan sel lain yang mencurigakan, dokter mungkin akan merekomendasikan untuk dilakukan endoskopi. Prosedur ini melibatkan penggunaan selang tipis berkamera untuk melihat kondisi kerongkongan dan mengambil sampel jaringan (biopsi) jika diperlukan. Karena itu, deteksi dini melalui prosedur endoskopi sangat penting. Langkah ini bertujuan agar perubahan sel dapat ditangani sebelum berkembang menjadi kanker.

Langkah Pencegahan: Diet, Gaya Hidup, dan Perawatan Medis

Meskipun GERD kronis berpotensi serius, ada banyak tindakan yang dapat diambil untuk mencegah kondisinya memburuk dan mengurangi risiko komplikasi. Pendekatan komprehensif ini meliputi modifikasi gaya hidup, penyesuaian diet, serta intervensi medis bila diperlukan.

  1. Perubahan Gaya Hidup Esensial:

    • Atur Pola Makan:

      • Hindari pemicu: Makanan asam (seperti tomat, jeruk), pedas, berlemak tinggi, cokelat, kafein, dan mint. Kenali jenis makanan yang memicu keluhan di tubuh Anda dan hindari mengonsumsi makanan tersebut.

      • Konsumsi porsi kecil, namun sering: Membagi asupan makanan menjadi beberapa porsi kecil sepanjang hari dapat mengurangi tekanan pada LES (Lower Esophageal Sphincter).

      • Jangan makan menjelang tidur: Beri jeda 2-3 jam sebelum berbaring agar lambung punya cukup waktu mencerna makanan.

    • Capai dan Pertahankan Berat Badan Ideal: Kelebihan berat badan, terutama di area perut, dapat meningkatkan tekanan pada lambung dan mendorong asam lambung naik ke mulut. Penurunan berat badan secara signifikan dapat meredakan gejala GERD. Pelajari juga panduan diet sehat untuk menurunkan berat badan sesuai prinsip syariah di artikel ini Diet Sehat Turunkan Berat Badan Sesuai Syariah.

    • Atur Posisi Tidur: Tidurlah dengan posisi kepala lebih tinggi.

    • Hindari Merokok dan Alkohol: Merokok dapat melemahkan LES, sementara alkohol dapat memicu iritasi pada kerongkongan.

  2. Perawatan Medis (Penanganan GERD):

    • Konsultasi Dokter: Jika gejala tidak membaik dengan perubahan gaya hidup atau justru memburuk, segera konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam atau gastroenterologi. Mereka dapat melakukan evaluasi lebih lanjut dan menyesuaikan rencana pengobatan. Dokter mungkin akan meresepkan obat untuk mengurangi produksi asam lambung atau menetralkan asam lambung.

  3. Deteksi Dini dan Pemantauan Rutin:

    Bagi pengidap GERD kronis, terutama mereka yang telah terdiagnosis Barrett's Esophagus, pemantauan kesehatan secara berkala oleh tenaga medis profesional adalah hal yang sangat penting. Prosedur ini bisa mencakup endoskopi berkala untuk mengamati setiap perubahan pada sel-sel di kerongkongan. Deteksi dini adalah kunci penanganan yang berhasil dan mencegah perkembangan menuju kondisi yang lebih serius.

    Dengan pendekatan proaktif, Anda bisa mengelola GERD, mengurangi gejalanya, dan meminimalisir risiko komplikasi berbahaya, termasuk kanker. Kesehatan kerongkongan Anda adalah investasi penting untuk hidup yang lebih panjang dan berkualitas. Pelajari juga bagaimana menjaga pola hidup sehat secara menyeluruh dapat memberikan ketenangan pikiran bagi Anda dan keluarga dari artikel ini Cara Menjaga Pola Hidup Sehat.

Kesimpulan: Waspadai GERD Kronis Sebelum Menjadi Ancaman Serius

GERD kronis bukanlah gangguan ringan yang bisa diabaikan. Kondisi ini merupakan gangguan pencernaan serius yang dapat menimbulkan komplikasi berbahaya jika tidak ditangani secara tepat. Mulai dari peradangan kerongkongan, luka, hingga risiko berkembang menjadi kondisi prakanker seperti Barrett’s Esophagus dan bahkan kanker esofagus. Dengan mengenali gejala GERD sejak dini dan menerapkan gaya hidup sehat, Anda dapat menekan risiko tersebut secara signifikan. Mewaspadai dan mengelola GERD secara aktif adalah langkah penting untuk menjaga kualitas hidup dan kesehatan saluran cerna Anda secara menyeluruh.

Untuk melengkapi upaya preventif ini, penting juga memiliki perlindungan finansial yang siap mendampingi Anda menghadapi risiko medis. Di sinilah PRUSehat Syariah dari Prudential Syariah hadir sebagai solusi. Produk asuransi kesehatan berbasis prinsip syariah ini dirancang untuk memberikan perlindungan komprehensif terhadap biaya perawatan medis, dengan sistem tolong-menolong yang transparan.

Dengan PRUSehat Syariah, Anda tidak hanya menjaga kesehatan tubuh, tapi juga membangun ketenangan pikiran bagi diri sendiri dan keluarga.