Sering Lelah, Memar, dan Mimisan? Awas, Bisa Jadi Gejala Anemia Aplastik
Tidak semua anemia terjadi karena kekurangan zat besi. Ada juga jenis anemia yang lebih berbahaya, di mana tubuh berhenti memproduksi sel darah baru. Kondisi tersebut dinamakan dengan anemia aplastik, yakni gangguan langka pada sumsum tulang yang membuat sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit menurun drastis.
Dilansir dari Harvard Health Publishing (2024), sekitar 50-65% dari total penderita anemia aplastik, tidak mengetahui penyebabnya. Namun diketahui anemia aplastik dapat terjadi karena faktor genetik ataupun kondisi autoimun.
Jadi, apa sebenarnya penyakit anemia aplastik? untuk mengetahui selengkapnya, berikut informasi yang bisa Anda pahami.
Apa Itu Anemia Aplastik?
Anemia aplastik adalah kondisi sel-sel tulang tidak mampu memproduksi sel darah baru yang dibutuhkan oleh tubuh. Ketika itu terjadi, tubuh akan kekurangan tiga komponen penting darah, yakni sel darah merah (hemoglobin), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).
Penyakit anemia aplastik berbeda dengan jenis anemia biasa. Pada anemia aplastik, masalah utamanya terletak pada sumsum tulang yang gagal memproduksi sel darah baru, sementara pada anemia biasa, tubuh umumnya hanya kekurangan sel darah merah atau hemoglobin saja.
Anemia aplastik dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia maupun jenis kelamin. Penyakit ini termasuk kondisi langka yang memerlukan penanganan medis serius, karena jika terabaikan kondisi ini bisa berakibat fatal bahkan mengancam jiwa.
Penyebab Anemia Aplastik
Beberapa kasus anemia aplastik belum diketahui penyebabnya secara pasti. Namun, kondisi ini dapat dikelompokan berdasarkan waktu kemunculannya, yaitu anemia aplastik bawaan sejak lahir dan anemia aplastik yang muncul pada usia tertentu (didapat). Berikut beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya anemia aplastik.
-
Anemia Aplastik Genetik
Dalam beberapa kasus, anemia aplastik disebabkan karena faktor genetik atau yang disebut dengan hereditary aplastic anemia. Jenis anemia ini diturunkan melalui orang tua ke anak, yang biasanya terdiagnosis saat usia anak-anak.
Penderita anemia aplastik genetik ini umumnya memiliki kelainan genetik yang menjadi pemicu terjadinya anemia aplastik, antara lain:
-
Anemia Fanconi
-
Sindrom Shwachman-Diamond (kegagalan sumsum tulang langka)
-
Dyskeratosis Congenita
-
Anemia Diamond Blackfan
-
-
Anemia Aplastik di Usia Tertentu
Anemia aplastik yang didapat di umur tertentu disebut juga dengan acquired aplastic anemia. Jenis anemia ini umumnya berkaitan dengan kelainan yang menyerang sistem kekebalan tubuh, atau autoimun. Beberapa kondisi yang kerap dikaitkan sebagai faktor penyebab anemia jenis ini, antara lain:
-
Zat kimia berbahaya, pestisida
-
Radiasi dan kemoterapi setelah pengobatan
-
Penyakit menular, seperti hepatitis
-
Penyakit kanker yang menyebar
-
Kehamilan
-
Gejala Anemia Aplastik
Setiap penderita bisa mengalami gejala anemia aplastik yang berbeda-beda, tergantung pada jenis sel darah yang paling banyak mengalami penurunan serta tingkat keparahan kondisi tersebut. Berikut beberapa gejala anemia aplastik yang umum terjadi:
Gejala Anemia Aplastik Karena Kekurangan Sel Darah Merah:
-
Mudah lelah
-
Pusing
-
Wajah terlihat pucat
-
Lemas
-
Sesak napas
-
Sakit kepala
Gejala Anemia Aplastik Karena Kekurangan Sel Darah Putih:
-
Daya tahan tubuh menurun
-
Mudah mengalami infeksi
-
Demam
Gejala Anemia Aplastik Karena Jumlah Trombosit Rendah:
-
Mudah mengalami perdarahan, seperti mimisan
-
Mudah memar
Pengobatan Anemia Aplastik
Pengobatan anemia aplastik disesuaikan dengan penyebabnya. Pada kondisi awal pengobatan berfokus untuk menstabilkan kondisi pasien dan mengatasi gejala yang muncul akibat rendahnya jumlah sel darah. Sedangkan pada kondisi yang berat, diperlukan pengobatan untuk memperbaiki fungsi sum-sum tulang. Berikut beberapa pengobatan yang biasa dilakukan.
-
Pemberian Obat-Obatan
Terapi obat bertujuan untuk membantu tubuh memproduksi lebih banyak sel darah dan menekan sistem kekebalan yang menyerang sumsum tulang. Dokter biasanya meresepkan obat imunosupresan untuk menghentikan kerusakan sel punca di sumsum tulang.
Selain itu, obat stimulan pembentukan sel darah juga biasa diberikan untuk merangsang produksi sel darah baru.
-
Transfusi Darah
Transfusi darah dilakukan untuk mengatasi gejala akibat kekurangan sel darah, seperti kelelahan, pucat, perdarahan, atau infeksi. Penderita biasanya menerima transfusi sel darah merah dan trombosit guna meningkatkan kadar darah secara sementara hingga sumsum tulang kembali mampu memproduksi sel darah sendiri.
-
Transplantasi Sel punca (sumsum tulang)
Bagi penderita tingkat lanjut, pengobatan ini biasanya merupakan pilihan utama. Prosedur ini bertujuan mengganti sumsum tulang yang rusak dengan sel punca sehat dari donor, sehingga tubuh dapat kembali memproduksi sel darah secara normal.
Pencegahan Risiko Anemia Aplastik
Meski anemia aplastik bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya, namun beberapa langkah pencegahan bisa dilakukan untuk menghindari risiko anemia aplastik. Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan:
-
Hindari paparan bahan kimia berbahaya
-
Istirahat yang cukup
-
Olahraga secara teratur
-
Hindari paparan radiasi
-
Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin
Kapan Waktu yang Tepat untuk Ke Dokter?
Jika Anda mengalami gejala seperti yang telah disebutkan sebelumnya dan berulang, terutama yang berkaitan dengan kekurangan sel darah, segeralah memeriksakan diri ke dokter.
Gejala seperti mudah lelah, pucat, sesak napas, perdarahan yang sulit berhenti, atau infeksi berulang bisa menjadi tanda anemia aplastik atau gangguan darah lainnya.
Deteksi dan penanganan dini sangat penting agar kondisi dapat dikendalikan sebelum menimbulkan komplikasi serius, serta memungkinkan dokter memberikan terapi yang tepat sesuai tingkat keparahan penyakit.
Baca juga: Kenali Gondongan dan Langkah Mengatasinya Sebelum Bertambah Parah
Demikian informasi seputar anemia aplastik yang bisa dipahami. Anemia aplastik merupakan kondisi langka, di mana sumsum tulang gagal memproduksi sel darah dalam jumlah yang cukup. Meskipun kasus ini jarang terjadi, namun penyakit ini perlu perhatian serius, karena jika terabaikan bisa berakibat fatal.
Selain anemia aplastik, beberapa penyakit lain juga bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa gejala yang spesifik. Oleh karena itu, untuk memastikan kondisi finansial dari risiko sakit yang tidak terduga, dibutuhkan perlindungan kesehatan yang memadai seperti PRUSehat Syariah dari Prudential Syariah. Dapatkan manfaat kenyamanan rawat inap dan rawat jalan yang #BeneranPas hingga ke berbagai negara Asia (kecuali Singapura, Jepang, dan Hongkong).
*Produk PRUSehat Syariah terdapat pengecualian untuk kelainan bawaan, cacat lahir, kelainan/keterlambatan perkembangan atau penyakit keturunan (hereditary disease). Info selengkapnya bisa cek disini.
Sumber:


